Pages

Friday, June 17, 2011

FF: LIFE (I love my stepbrother)

annyeong.. ni aQ buat ff tentang Key.. bagi yg udah minta dari kemaren2, mian baru hari ini ngpost.

yasud cekidot...



Ps. Isi nama kalian di (__), tolong pake name korea ya. Kalo gak punya jg gpp.

Cast:

Kim Kibum (SHINee)
You (readers) ___



Image: Key is your stepbrother (bayangin dia seperti ini ya..)

***



“eomma mau menikah lagi?”



“semua eomma lakukan demi kebaikanmu”



“tak akan ada kebaikan setelah itu. Apa karna appa miskin eomma pergi meninggalkannya”



“jangan bicara seperti itu __! Ini tak ada hubungannya dengan dia”



“lalu apa? Sudah terbukti kan laki-laki ini jauh lebih kaya dari appa”



“__, dengarkan eomma dulu”



“apa yang perlu aku dengarkan lagi. Sekalipun aku tetap berkata tidak. eomma akan tetap menikah dengan laiki-laki itu”



(Your PoV)

Bila aku mengingat kata-kata yang aku ucapkan dulu pasti sangat memalukan, sekarang aku malah tinggal bersama appa baruku dan putranya yang kini jadi saudara tiriku. Kuakui sikap appa baruku itu memang baik. Tunggu! Mungkin saja itu hanya sandiwara karna ada ibuku. Lebih baik menunjukkan sikap aslinya seperti putranya itu. Yang terlihat begitu sangat membenciku.



“kau sudah makan? Eomma hari ini masak enak, ayo turunlah?”



“nanti aku akan turun”



“baiklah kami tunggu dibawah”



“appa, aku boleh tanya sesuatu padamu?”



“katakan saja, aku akan menjawabnya”



“apa kau mencintai ibuku?”



“tentu saja”



“kalau begitu bisa kau melepaskannya”



“apa maksudmu?”



“aku yakin setelah appa kandungku kembali, dia akan menjemput eomma dan juga aku. Kita akan kembali menjadi keluarga yang sebenarnya dan bahagia”



Setelah aku berkata seperti itu dia hanya tersenyum padaku, aku tau itu senyuman yang dipaksakan olehnya untuk menutupi kekecewaan akan kata-kataku tadi. Tapi aku tak perduli mengingat apa yang ia lakukan kepada keluargaku. Yaitu memisahkan kami.

***



“ini makanlah. Eomma sengaja masak ini untukmu key”



“aku tidak pernah minta untuk dibuatkan”



“key, bicara yang sopan pada eomma mu!”, seru appa



“dia bukan eomma ku”



“key! mau kemana kau? Kembali duduk. KEY!”



Apa-apaan pria itu. Bersikap kasar pada eomma ku, siapa dia.



“aku juga sudah kenyang. Aku mau tidur. Selamat malan eomma, appa”



Setelah tidak terlihat oleh kedua orang tuaku aku pergi ketempat lain bukannya pergi tidur. Ya, aku menemui laki-laki kasar itu.



“hey kau!”, sapaku pada orang yang sedang berdiri bersandar di balkon itu



“mau apa kau?”



“bisakah kau bersikap sopan pada eommaku”



“dia eomma mu, bukan eommaku. Tak ada urusannya denganku”



“setidaknya kau menghormati dia selaku orang tua”



“bila kau datang hanya untuk menasehatiku, lebih baik pergi saja”



“kau benar-benar kasar ya”



“kalo begitu biar aku saja yang pergi”



“aku akan segera pergi dari sini!”, seruku saat dia setengah jalan pergi meninggalkanku. “aku akan mencari appa kandungku. Dan akan kembali kehidupan kami dulu”



“baiklah aku pegang janjimu. Segera cari appa kandungmu itu"

***



Dengan berbekal 1foto appa aku mulai mencarinya. Ku perbanyak fotonya dan kutempel disepanjang jalan. Akhir-akhir ini aku pulang cukup malam dan sangat lelah. Setelah seharian mencari aku akan langsung pergi tidur. Sama seperti yang kulakukan dimalam-malam sebelumnya.



"kau baru pulang lagi?"



"key, sedang apa kau disini?"



"aku haus... Ada perkembangan tentang appamu?"



"belum. Aku sudah mencarinya kemana-mana. Menyebarkan selembaran dan lain-lain. Tapi nihil"



"oh"



"mianhae, sepertinya aku tidak bisa cepat memenuhi janjiku"



"tak masalah, asalkan kalian pergi dari sini. Kau sudah berjanji padaku. Aku harap kau menepatinya"



Aku melihatnya menelengkan kepala dan tersenyum kering kemudian pergi. Dasar laki-laki aneh.

Keesokkan harinya aku tetap mencari appa. Tapi kali ini aku sedikit mendapatkan kabar, bahwa appaku berada di Korea. Hal itu membuatku senang dan lebih mencari informasi tentangnya. Sampai larut malam. Disaat perjalan akan pulang. Tiba-tiba kepalaku pusing. Aku berjalan mundur kebelakang agar bisa bersandar ditembok. Aku duduk memeluk lututku. Dan menyandarkan kepalaku ditembok itu.



"kau disini?"



"key"



"kau tau ini jam berapa? Seorang gadis tidak boleh keluar malam sendirian"



"sejak kapan kau peduli"



"aku tak peduli, aku hanya kasihan saja. Aio bangunlah"



Dia menarik lenganku agar aku berdiri. Karna terlalu lemas dan pusing, aku jatuh ketubuhnya.



"kau kenapa? Kau sudah makan belum"



"kepalaku pusing"



"aio kita cari makan dulu"



Aku menunggunya di dalam mobil. Dan sekarang aku melihatnya berlari mendekati mobil sambil membawa 1kantong warna hitam.



"makanlah. Bagaimana bisa kau mencari appamu seharian tanpa makan"



"aku harus segera menemukannya. Aku telah berjanji padamu"



"aku kan tidak menyuruhmu sampai berusaha seperti ini. Kalo kau sampai sakit bagaimana bisa tetap mencari appamu"



"apa eomma tak pernah bertanya tentangku?"



"jelas akan bertanya. Kau sering pulang malam seperti ini"



"lalu kenapa dia tidak khawatir?"



"aku selalu bilang kau bersamaku"



Apa yang aku dengar barusan. Dia berbohongan demi aku. Benarkah. Ini tidak mungkin sulit sekali percaya akan hal itu. Melihat sifatnya yang arogan padaku.

***



"pagi sekali. Kau mau pergi lagi?"



"aku mendapat kabar dari kantor polisi kalau appaku menelpon mereka"



"benarkah?"



"ia aku harus pergi"



"aku antar"



"mwo?"



"em..aku hanya ingin memastikan saja. Apabila benar, kalian akan segera pergi itu bisa membuatku senang"



"oh begitu. Tenang saja sepertinya ini pertanda baik kok"



Dia mengantarku sampai ke kantor polisi. Aku harap kedatanganku kesini akan membawa hasil yang baik.



"apa kau mau masuk?"



"aku ada perlu, nanti saja aku kembali lagi"



"ah..kau menjemputku?"



"kira-kira berapa lama?"



"mungkin 1jam, masih ada yang ingin ku ketahui"



"baiklah, nanti aku tunggu disini"

***



(Policeoffice)



"benarkah? Appaku meninggalkan pesan untukku?"



"iya. Kemarin malam setelah kau pergi dia datang kemari. Dan mengaku sebagai ayahmu. Dia menitipkan ini"



"surat? Cuman ini?"



"iya hanya itu"



"dia tidak mengatakan apa-apa lagi"



"tidak. Sudahlah __, bukankah itu sudah cukup membantu. Semangatlah mencari appamu"



"ne,,gamsahabnida"



Aku berjalan keluar dari kantor polisi. Belum sampai membuka pintu depan, aku membuka surat yang diberikan appa dan mulai membacanya. Aku tak percaya dengan apa yang ku baca. Ini tidak mungkin.



"sudah? Bagaimana hasilnya?"



"kau sudah datang? Apa kau menunggu lama?"



"aku bilang bagaimana hasilnya?!"



"iya iya, kau tak usah marah seperti itu. Hemm..akhirnya aku bisa membuktikan kata-kataku kan. Besok aku akan bertemu dengannya di sungai Han. Setelah pertemuan kami nanti, aku yakin semua hidupku dan hidupmu akan berubah"



"baguslah. Gaja"



"hei, jangan pulang dulu. Kita harus merayakannya. Aio jalan-jalan. Sudahlah aku yang teraktir"

***



(Playground)



"huek..huek.."



"ahh, key. Aku benar-benar gak nyangka. Baru 1X saja naik dragon swing sudah seperti ini. Dasar anak manja", ucapku sambil menepuk-nepuk punggungnya



"apa kau bilang? Anak manja?! Berani sekali kau"



"eh mau apa kau? Jauh dariku sana! Jangan-jangan"



"hahaha, tissue bekasku ini akan ada diwajahmu"



"KYAAA.. Key pergi"

***



"benar mau masuk?"



"he'em. Kenapa kau takut ya? Key penakut"



"tidak. Biasa saja"



"tenanglah hantu-hantu di dalam cuma mainan. Kalau kau takut bisa lari keluar"



"aissh.. Siapa yang takut. Gaja"



Aku tau dia hanya pura-pura memberanikan diri. Jelaslah mana mungkin seorang laki-laki mengakui kalo dia takut pada seorang wanita. Tapi kenapa dari tadi tanganku tidak dilepas olehnya? Malah semakin erat. Tapi kenapa juga aku tak minta dilepaskan? Yang kurasakan saat ini adalah kesenangan.



"__, jangan jauh-jauh ya. Tetap dibelakangku"



"KYAAA.."



"hei kau kenapa?"



"ada sesuatu diatas kepalaku"



"hahaha, ini cuma kain"



"benarkah?"



"jadi siapa yang ketakutan sekarang?"



Tanpa disadari aku semakin dekat dengannya. Tanganku melingkar dipunggungnya dan sebaliknya, key melingkarkan tangannya di perutku.



"gwaenchanayo?"



"i..i..iya. Aku baik-baik saja. Mianhae key"



Dia hanya tersenyum padaku. Tapi kali ini senyumnya berbeda dari biasanya. Senyum yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Senyum yang sangat manis.

***



(Your room)

Appa akhirnya aku bisa menemukanmu. Setelah kita bertemu besok, kita akan berkumpul lagi seperti dulu. Keluarga yang sebenarnya.

Setelah aku puas memandangi foto appa, aku merebahkan tubuhku diranjang. Entah apa yang membuatku tak bisa tidur. Hatiku merasa bahagia sekali. Apa ini karna besok aku akan bertemu appa? Atau ini karna key? Tidak. Tidak mungkin. Ini pasti karna appa. Setelah aku bertemu appa, hidupku akan segera menjauh darinya. Itukan yang selalu dia inginkan.



(Next morning)

Alarm yang berdiri disamping ranjangku berdering, segera aku mandi dan bersiap-siap pergi menemui appaku. Aku mengenakan dress berwarna putih hadiah ultah dari ayahku tahun lalu.Setelah siap aku pergi dengan perasaan senang, aku tak percaya key sudah ada berada di depan rumah dan bersandar pada mobilnya. Dia terlihat tampan dengan pakaian yang saat ini ia kenakan. Kuakui stylenya memang bagus.



“aku antar”



“hah?”



“seperti biasa hanya untuk memastikan kau akan segera pergi saja. Gaja”



Selalu kata-kata itu yang di ucapkan. Tapi kali ini aku merasa aneh, dia lagi-lagi tersenyum padaku. Dan aku melihat kebohongan dari matanya. Entah apa yang terjadi. Tapi aku tak punya banyak waktu untuk berpikir hal itu. Segera aku masuk kedalam mobil, dan ia mulai menekan gas mobilnya.

***



(Han river)



“kau mau turun”



“tidak, untuk apa?”



“baiklah, aku akan turun sendiri”



Aku turun dari mobil dan lagsung pergi kepinggiran sungai Han. Disana ada sebuah tempat duduk panjang yang menghadap sungai. Dan ada seseorang yang duduk sendirian disitu. Aku mengaenal orang itu. Ya, dia appaku. Segera aku menghampirinya.



“appa?”



“kau sudah datang, __?”



“appa sudah menunggu lama?”



“tidak aku baru nyampek”



“aku rindu sekali padamu. Appa kemana saja selama ini?”



“__, kenapa kau mencariku?”



“kenapa bilang seperti itu? Jelas aku mencarimu karna aku ingin kita seperti dulu”



“memangnya seperti apa kehidupan dulu? Sama sekali tidak menguntungkan bagiku”



“maksud appa?”



“sekarang aku lebih dapat kehidupan baik dari pada saat bersama kalian. Suatu hal baik aku pergi meninggalkan kalian”



“appa?”



“jangan panggil aku dengan sebutan itu. Bukannya kau telah punya appa baru”



“??”



“aku dengar eomma mu menikah dengan laki-laki kaya. Pasti sangat beruntung. Atau jangan-jangan eomma mu menggodanya”



“jangan berkata seperti itu tentang eomma ku”



“aku meninggalkan kalian karna kalian itu begitu menyedihkan. Memangnya eomma mu tak mengatakan hal itu? Apa dia menutupinya dari mu?”



“jadi kau yang lebih dulu meninggalkan kami? Sekarang aku tau kenapa eomma membencimu?”



“lupakan aku sebagaimana aku telah melupakan kalian selama ini. Nikmati hidup barumu __. Oia dan 1hal lagi. Tolong kau lepas poster-poster di sepanjang jalan itu. Sungguh membuatku malu. Selamat tinggal”



Tanganku gemetar.air mataku menetes perlahan-lahan. Kakiku lemas, aku jatuh karna tak kuat menopang tubuhku. Apa-apaan pria itu, beraninya dia melukai hatiku dan ibuku. Aku menyesal meluangkan banyak waktuku demi dia. Mencarinya.



“__, kau kenapa?”



Key berlutut untuk menyamakan posisinya denganku. Dia terus bertanya apa yang terjadi padaku. Bukannya malah menjawab, aku malah menangis semakin kencang. Dia menarikku ketubuhnya, memberikan dadanya untuk wadah air mataku. Sesekali aku merasakan buku-buku tangannya mengelus punggungku. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan, sekarang yang aku bisa hanya menangis dalam pelukannya.

***



“kau sudah agak baikkan”



“gomawo”



“jangan menangis lagi, orang itu tak pantas untuk kau tangisi”



“mianhae”



“setelah berterimakasih, sekarang malah minta maaf”



“aku tak bisa menepati janjiku. Aku sekarang akan jauh lebih menyusahkanmu. Maaf aku tak bisa membawa eomma ku keluar dari rumahmu. Tapi tenang saja, aku akan memikirkan cara lain”



“aku membohongimu __. Selama ini aku mengatakan, cepatlah pergi dan bawa ibumu keluar dari rumah. Sebenarnya itu suatu pengingkaran atas perasaanku sendiri. Setelah aku mengenal eomma mu, aku merasa mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu yang telah lama aku rindukan”



“??”



“dan juga kau, aku merasa aneh setiap melihatmu. Aku selalu ingin kau berada disampingku”



“apa kau menyukaiku?”



“mwo??, key tekejut akan ucapanku. “ Hufftt..mungkin aku menyukaimu, __”



“akhir-akhir ini aku merasa senang. Awalnya aku kira ini karna appaku, tapi ternyata tidak. Setelah dia melukaiku, hatiku memang hancur tapi setelah aku melihatmu perasaan nyaman dan senang itu muncul lagi. Apakah aku menyukai saudara tiriku key?”



“aku rasa akupun menyukai saudara tiriku?”



Dan setelah kami mengakui perasaan masing-masing, key mengakhirinya dengan menciumku. Sungai Han dihadapan kami berkilatan terkena pantulan sinar matahari bergerak tenang melihat kami berciuman.

***



(House)

“apa?! Kalian sadar apa yang barusan kalian ucapkan?”



“aku sadar apa yang aku ucapkan appa, aku menyukai __”



“ aku bisa memaafkan apa yang telah diperbuat __ selama ini. Tapi aku tidak bisa memaafkan apa yang kau ucap tadi key. Kalian bersaudara”



“saudara tiri”, timpalku



“walau kalian saudara tiri, sekali saudara tetap saudara. Hentikan omong kosong ini. __ kembali kekamarmu. Dan kau key tetap tinggal disini”

***



(Your room)



“apa yang kau katakan,__? Itu benar-benar tidak baik”



“eomma mencintai dan menyayangi seseorang apa itu hal tidak baik?”



“dia saudaramu __. Walaupun key saudara tiri, tapi kalian harus tetap menjaga kaidah berkeluarga”



Aku tak tau, apa ini sebuah kutukan atau bukan. Kenapa harus kami bertemu dalam kondisi seperti ini. Aku mencintainya. Tapi kedua orang tua kami melarang akan hal itu.

***



“apa?! Kau akan ke Los Angeles”



“iya, sebenarnya ini keinginanku dulu agar appa mengirimku kesana. Tapi baru sekarang dia merealisasikannya. Mungkin ini satu cara menjauhkan kita”



“iya mungkin itu cara yang baik untuk kita. Pergilah”



“kau tidak mencegahku?”



“untuk apa. Ini salah satu cara yang akan membuat kedepannya jadi lebih baik key. Pergilah”



Setelah berkata itu padanya, aku tau apa yang ia rasakan. Dia pasti sangat kecewa akan sikapku. Akupun juga seperti itu, tapi apa boleh buat. Ini adalah 1cara yang dapat membuat kita jauh. Aku sendiri tidak akan tau bagaimana bila kami bertemu lagi setelah key pulang dari study nya di Los Angeles. Apakah perasaan diantara kami masih ada, atau kami memberikan perasaan itu pada orang lain. Inilah kehidupan.



Will not know how the next story. Life is a game that can only guessing. Life is confusing. Life is full of question marks.

***THE END***



Bagaimana Gaje ya... ngetik habis selese saur cih, jadi kagak karuan.. hadehh.. bubuk dulu ahh U_UAuthor tunggu BAKSOnya.. gamsahabnida ^^,

No comments: