Pages

Wednesday, July 8, 2009

Menjadi Sempurna

Siapa yang tak pernah mengatakan manusia tidak ada yang sempurna?atau tidak pernah mendengar opini itu. Manusia tempat salah dan khilaf karena kesempurnaan hanyalah milikNya.

Bagaimana menjadi orang yang sukses?orang yang sukses mereka yang merasa dirinya sempurna. Lah bagaimana dengan pernyataan di atas?

Pernah mendengar pribahasa “tak ada gading yang tak retak”?yang artinya tidak ada orang yang sempurna, setidaknya sekarang sudah tau peribahasa tersebut. Sekali lagi, coba kita telusuri makna peribahasa tersebut, berati semua gading itu retak, lah kalau tidak retak berati itu bukan gading melainkan ukir-ukiran batu atau buatan, yup benar sekali.

Setelah memahami kata tersebut mari kita ubah konsep pikir kita, bahwa sebenarnya kita diciptakan dengan segala kesempurnaan. Manusia yang sempurna ialah manusia yang pernah melakukan kesalahan, manusia yang pernah khilaf akan tindakannya. Itulah kesempurnaan yang hakiki, kesempurnaan dimana suatu kebaikan dan keburukan telah diakui dimana merupakan bagian dari suatu kesatuan yang tak terpisahkan.

Mulai sekarang….!mari menjadi orang yang sukses…!

Hidup ini pilihan atau paksaan?

Walaupun terkadang semua ini terasa kita dihadapkan beberapa pilihan kalau berhasil atau gagal, maju atau mundur, makan atau minum, pilihan dimana yang akan kita lakukan. Manusia diberikan beberapa pilihan dalam hidupnya, ketika liburan saya memilih untuk bersenang-senang daripada bekerja. Paksaan adalah suatu keharusan yang wajib kita lakukan.


Itu beberapa fenomena yang ada disekitar kita, dimana menganggap hidup sebuah pilihan. Coba kita telusuri lebih dalam lagi, apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita. Suatu pilihan atau paksaan.


Wajib atau tidaknya pastinya juga awalnya diberikan suatu pilihan hingga akhirnya merupakan suatu paksaan. Dan ternyata pemikiran kita selama ini salah total, sejak awal hidup ini merupakan paksaan. Kita di dunia ini terpaksa terlahir, kita tidak bisa memilih mau dilahirkan atau tidak, kita tidak bisa memilih jadi pria atau wanita, kita tidak bisa memilih kita hidup dalam keluarga yang kaya raya, miskin dan kita terpaksa hidup dalam semua keadaan ini.


Inilah sebenarnya yang terjadi, hanya saja kita tidak pernah mau sadar klo kita ini dalam paksaan. Kita ambil contoh lagi, ketika saya bercita-cita ingin menjadi ilmuwan maka saya memilih untuk belajar, memilih untuk masuk perguruan tinggi dan belajar dengan giat, barulah saya menjadi seorang ilmuwan yang berguna bagi orang lain dan diri saya sendiri. Contoh tersebut hanyalah luarnya saja, tapi apa yang sebenarnya terjadi?sebenarnya yang terjadi adalah kita jenuh terhadap keadaan ini, terhadap pembodohan ini, sampai akhirnya saya terpaksa untuk menjadi ilmuwan dan pada saat itu juga saya terpaksa untuk belajar agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dan sampai akhirnya saya menjadi seorang ilmuwan.


Nah saat ini ubahlah konsep pemikiran anda. Pada saat ini saya terpaksa untuk menulis permasalahan ini karena banyak ketidaktahuan. Dan saya terpaksa untuk mencintaiMu.