Pages

Friday, June 17, 2011

FF : Your Smile

Annyeong readers. Author gaje datang lagi.haha. sekarang jadwalnya Onew tampil. Monggo..

Cast:

Lee Jinki (SHINee) Onew

You (readers) __





Image: your smile prince

***

(Onew PoV)

Matahari bersinar cerah di pagi Minggu ini. Penghasilanku seperti hari Minggu sebelumnya juga pasti akan bertambah. Aku pergi ke taman pusat kota Seoul. Dimana setiap harinya aku bekerja. Photograper. Aku bekerja sebagai pengabadi momen bahagia orang pada selembar kertas foto. Aku hanya berdiri di pinggir kolam ditemani kamera yang ku gantung dileher. Menunggu ada yang memintaku untuk mengabadikan moment mereka.



"nak bisa kau foto kami"



"tentu saja. Minho tolong atur cahayanya"



Minho adalah teman seangkatanku saat SMA dulu. Dia juga memiliki hobi yang sama denganku. Aku dan dia telah lama bekerjasama. Kami pun memiliki studio kecil-kecilan di ujung jalan Kimhwa yang kami bangun dengan hasil kerjakeras selama ini.



"perfect. Ini hasilnya nyonya"



"wah bagus sekali. Kalian benar-benar berbakat. Siapa nama kalian"



"aku Lee Jinki, akrab dipanggil Onew"



"aku Choi Minho"



"anak-anak muda yang tampan. Aku Yoo Eun dan ini putra kecilku Yoo Geun"



"dia anak yang lucu"



"mampirlah ke salonku di ujung jalan sana. Untuk kalian pertama akan ku beri gratis. Ok"



"gamsahabnida. Nanti kami akan mampir"

***



(Salon) (Your PoV)

Wewangian shampo beraroma herbal menyejukkan hidungku. Tangan tertutup penuh busa berwarna putih yang sedang memijat lembut kepala wanita setengah baya yang mendongak keatas dengan mata terpejam. Tak tau apa yang dipikirkan ahjumma ini. Merasakan pijatan lembut dariku atau takut matanya terkena cipratan busa.



"berhati-hatilah"



Ucapan ahjumma tadi menjawab semua pertanyaanku. Ya, dia takut matanya terkena ciprtan busa dariku.

***



"gamsahabnida. Lain kali datang lagi ya nyonya"



Klinting.. (pintu terbuka)



"selamat datang"



Ucapku pada saat terdengar lonceng pintu berbunyi.



"eh,,nyonya pemilik. Selamat datang"



"hai semuanya. Sekarang sudah pukul 3. Pulanglah"



"gamsahabnida", ucap semua pegawai yang langsung berhamburan untuk berbenah



"__"



"ada apa nyonya pemilik?"



"sebelum kau pulang, bisakah kau mengantar ini. Arah rumahnya sejalan denganmu. Ini alamatnya. Kau mau kan?"



"ya tentu saja. Baiklah aku pulang sekarang. Sampai jumpa nyonya. Sampai jumpa Yoo Geun kecil"



Hari ini pulang awal seperti hari Minggu biasanya. Kami para pegawai pulang pukul 3 dihari Minggu. Dan pukul10 di hari-hari lain. Benar-benar melelahkan.

Aku berjalan dengan menelengkan kepalaku ke kiri dan kanan, menyentakkan tangan untuk sedikit meregangkan otot-otot yang seharian telah bekerja keras.



"HEY NONA!"



Aku terkejut dan menoleh ke arah suara teriakan itu datang. Tapi tiba-tiba saja mataku disambut kilatan cahaya perak, yang membuat mataku silau. Aku memejamkan mata beberapa detik untuk menetralisasikan pandanganku kembali.



"aduh nona kami sedang memotret. Kenapa kau lewat ditengah-tengah objek sorotan kami"



Aku memandang seorang pria muda yang membawa sejenis papan terbuat dari kain putih yang ia sibakkan ke bawah dengan wajah sedikit kesal padaku. Setelah aku menangkap kata-katanya, aku menoleh ke arah berlawanan. Di belakangku ada sepasang pria dan wanita yang tadinya kurasa telah berpose kini menatapku dengan kesal juga.



"maaf. Saya tidak tau maaf"



Ucapku seraya membungkukkan sedikit badanku tanda aku sangat menyesal sekali.



"sudah lah tak apa"



Ucapan dan senyuman manis dari slah1 pria yang membawa kamera menghentikan kegiatanku yang sibuk meminta maaf.



"tak apa nona. Aku tau kau tak sengaja"



"maaf. Tadi aku bener-benar tak tau"



"ia aku mengerti"



Aku terpaku memandang senyuman manis itu. Oh Tuhan siapakah dia.



"hey nona, kenapa masih berdiri disitu. Awas"



Kata-kata pria muda yang membawa papan kain menyadarkanku. Sungguh kasar sekali. Aku hanya melirik dan memberi seringai aneh padanya.



"eh kenapa kau melirikku?!"



"aku pergi dulu. Maaf mengganggu"



Pamitku pada pemilik senyuman manis itu dan sepasang sejoli yang aku ganggu tadi. Kecuali orang kasar itu.

Setelah aku setengah jalan menjauh dari mereka. Entah kenapa aku ingin sekali melihat kebelakang. Ingin lagi melihat pemilik senyum itu. Dia benar-benar smile prince.

***



(next morning)

Aku berdiri sambil mengelap cermin yang ada didepanku. Senyuman pria itu teringat terus dipikiranku. Dan berharap aka bertemu lagi dengannya.



KLINTING..



"selamat datang"



Bunyi lonceng pintu berbunyi dan menyadarkanku. Aku menegakkan tubuhku yang tadi membungkuk tuk menghormati tamu datang. Sungguh tak percaya pemilik senyuman manis itu datang. Dia memakai topi dan jaket berwarna biru yang sengaja dia biarkan terbuka melihatkan kaos t-shirt putih didalamnya.



"bisa ku bantu"



"aku.."



"eh Onew. Kau datang juga"



"oh nyonya Yoo Eun. Apa kabar?"



Aku kaget. Ternyata nyonya pemilik mengenal smile prince ini.



"baik. Kau kok datang sendiri. Mana Minho?"



"dia sedang sibuk untuk persiapan foto-fotonya yang akan dilombakan"



"oh begitu. Lalu kau ingin diapakan. Cut. Facial atau yang lain?"



"aku hanya ingin mencuci rambut saja"



"baiklah, sesuai janjiku. Pertama gratis untukmu. Hyun Mi, tolong kau cuci rambut tamuku ini"



Kenapa bukan aku yang disuruh. Bukankah dia tau aku dari tadi berdiri disini. Kenapa harus Hyun Mi.

Aku meletakkan lap yang ku pegang dan menghampiri Hyun Mi yang sedang mencuci rambut smile prince



"Hyun Mi, biar aku saja", bisikku



"oh, baiklah"



Aku pikir Hyun Mi akan bertanya macam-macam dulu padaku. Tapi untunglah itu tidak terjadi. Kini aku mengusap dan memijit lembut kepalanya. Tak kusangka aku dapat melihatnya dengan jarak sedekat ini. Aku memandangnya terus tanpa mengalihkan sedikit pun. Tanpa sengaja jariku mulai menyapu kearah matanya.



"aduhh"



"ah, maaf aku tak sengaja"



"ada apa ini? Oh Tuhan. Onew kau tidak apa-apa? Kau ini bagaimana sih! Kenapa bisa ceroboh"



"maaf nyonya, saya tak sengaja"



"bagaimana bisa tak sengaja, kau telah mengenai matanya. Lalu kenapa bisa kau? Bukannya tadi yang kusuruh Hyun Mi"



"sudahlah nyonya Yoo Eun, aku tak apa-apa kok. Bisa cepat selesaikan ini. Aku masih ada urusan"



"oh tentu saja. Hyun Mi kemari cepat. Nanti Hyun Mi yang akan menyelesaikannya. Aku minta maaf ya Onew"

***



Aku memandang diriku didepan cermin. Melihat betapa cerobohnya aku telah melukai mata seorang photographer. Aku benar-benar merasa bersalah akan hal tadi.



"__, sedang apa kau? Kenapa memukuli kepalamu sendiri?"



Aku membalikkan tubuhku tuk menghadap Hyun Mi. Aku hanya tertawa kering untuk jawaban dari pertanyaannya tadi. Tiba-tiba mataku tersorot pada benda yang dibawa Hyun Mi. Topi. Sepertinya aku mengenalnya.

***



"buat apa kau minta alamat Onew?"



"saya mau minta maaf atas kesalahan yang kulakukan tadi nyonya, dan juga mau mengembalikan ini"



"topi? Apa itu punya Onew?"



"iya, tadi tertinggal. Sepertinya dia lupa membawanya"



"baiklah. Ini alamatnya. Besok minta maaflah dengan sungguh-sungguh. Mengerti"



"mengerti. Gamsahabnida"



(next morning)

Aku berjalan menyusuri jalan kimhwa mencari studio foto milik smile prince itu. Ya dan akhirnya aku menemukannya.



"permisi"



"siapa?", minho menengok keluar. "kau? Mau apa kau"



Ih kenapa pria kasar ini yang keluar. Lalu smile prince kemana. Aku melongokkan kepalaku melewati tubuhnya, supaya bisa melihat Onew di dalam.



"hey, ku bilang ada apa?"



"aishh, menyebalkan sekali"



"apa kau bilang?!"



"siapa yang datang minho?"



Akhirnya orang yang aku ingin temui muncul juga.



"ehm..kau..siapa?"



Hah, dia tak mengingatku. Padahal pria kasar ini mengingatku tapi kenapa dia tak mengingatku. Aku memberi isyarat tangan mengusap kepala kemudian mengusap mata. Membantunya tuk mengingatku.



"oh", onew membalas dengan mengusap matanya. "ada apa kemari? Aio masuklah"



"gomawo. ini topimu. Kemarin tertinggal"



"ah, jadi tertinggal. Pantas aku tak menemukannya"



"wah ini studiomu? Bagus"



"ini studio kami berdua. Onew dan Minho"



Onew menunjuk dirinya sendiri kemudian menunjuk orang yang berdiri dibelakangku. Lagi-lagi dia memandangiku aneh.



"ngomong-ngomong sepi sekali? Apa tidak ada pemotretan?"



"ehm. Karna kau sudah datang. Kau saja yang jadi modelnya nona"



"apa? Aku?"



"sudahlah ayo"



Onew menyeretku kedepan dan menyuruhku berpose. Aku bingung mau melakukan apa. Lalu aku memandang ke arah Minho mencoba membatalkan niat Onew yang menyuruhku berpose. Tapi sepertinya aku salah. Minho hanya berdiri tanpa senyum memandang ke arahku. Padahal aku berharap sikap kasarnya muncul lagi.

***



"ini untukmu, minumlah"



"gomawo"



"oia. Siapa namamu? Daritadi kita belum berkenalan nona"



"aku _ __, panggil __ saja"



"aku Lee Jinki, panggil Onew saja. Tadi temanku, namanya Choi Minho"



"oia aku minta maaf atas kejadian kemarin. Karna aku ceroboh, matamu jadi terkena shampo"



"tak apa. Tapi lucu ya, kita selalu bertemu saat kau ceroboh"



Kata-katanya membuatku malu. Aku menundukkan kepala dan bergumam. Aku.ini.benar-benar.ceroboh.



"aku hanya bercanda __. Tak perlu malu begitu"



Aku hanya memberinya seringai tipis. Sungguh saat ini aku benar-benar malu.



"jujur saja. Aku sering memandangi fotomu yang ku ambil secara tak sengaja itu"



"apa? Jadi kau ingat denganku?"



"he'em, kau pikir aku lupa denganmu. Tadi itu aku hanya memastikan, mungkin saja kau yang lupa"



"oh"



"kau cantik pantas jadi model"

***



Sejak saat itu hubunganku dan Onew makin akrab. Aku sering datang ke studionya. Sekedar tuk berkunjung. Tapi mulai saat ini, aku datang ke studionya bukan lagi berkunjung, melainkan benar-benar jadi model pemotretannya. Dia menyuruhku mencoba dunia modeling. Dan mengirimkan foto-fotoku pada sebuah majalah.



"kau mau ikut balap motor bersamaku?"



Minho mengajakku tuk menemaninya balap motor. Ku akui sikapnya saat ini mulai melunak padaku.



"apa Onew juga ikut?"



"apa?!"



"iya, Onew"



"ya. Dia ikut. Pergilah naik motor dengannya. Aku duluan"



Bagaimana sih pria ini. Tadi mengajakku bersamanya. Sekarang malah menyuruhku bersama Onew. Tapi tak masalah karna aku suka itu.

***



(Onew PoV)

Aku berada diruang yang menggunakan penerangan warna merah. Membolak-balikkan photo yang baru ku cetak kedalam sebuah cairan tiosulfat.

Gambar orang didalam foto ini selalu membuatku tersenyum dan memikirkannya. Sepertinya aku mulai menyukainya.



Trett..trett... (sms)

from: minho

subjek: "kamerenya jangan lupa dibersihkan, terutama lensanya. Nanti aku datang untuk mengambilnya"



Aku baru ingat kalo kameranya belum kubersihkan. Bisa-bisa minho marah. Cairan ethanol inilah yang berfungsi tuk membersihkan. Sengaja ku taruh di rak paling atas untuk menghindari terjadi sesuatu. Ethanol ini cukup berbahaya.



"onew.onew!! Kau didalam?"



Aku mengenal suara itu. Suara gadis yang selalu kurindu. Dia datang. Aku harus menemuinya.



"hay?? Apa aku mengganggu"



"tidak"



"apa yang kau lakukan didalam tadi?"



"mencuci photomu"



"oh ya? Bagaimana hasilnya?"



"seperti biasa. Cantik"



Pujianku membuat senyumnya mengembang. Dia benar-benar cantik.



"__, aku menyukaimu"



"ah?"



"ia aku menyukaimu. Maaf bila kau tidak suka. Kau tak perlu menjawab apa-apa kok. Itu hanya pernyataan, bukan pertanyaan"



"boleh aku mengaku?"



"mengaku? Akan apa?"



"aku menyukai smile prince. Sudah lama aku menyukainya"



Apa-apaan ini. Baru saja aku mengutarakan cinta. Tapi dia malah mengatakan mencintai orang lain.



"kau mau tau 'smile prince’ itu siapa?"



Aku hanya mengangguk setuju. Walaupun sebenarnya aku tak mau mendengarnya.



"aku menyukai smile prince. Dan pemilik senyum itu adalah 'onew'"



Aku mengangkat kepalaku yang tadinya tertunduk. Melihat wajahnya yang kini berubah merah.



"aku?"



"he'em"



Aku terdiam tak percaya. Bertanya berulang-ulang apakah 'smile prince' yang dia suka itu aku. Setelah banyak sekali bertanya. Aku langsung berteriak. Dan lompat-lompat kegirangan. Dan untuk penutupan. Kucium pipi merahnya yang kini bertambah merah.



"apa-apaan kalian?", minho datang



"hay minho?"



"eh minho, maaf kameranya belum ku bersihkan"



"nanti saja aku kembali", minho berlalu



"ada apa dengannya?"



"entahlah. Mungkin dia marah karna aku telat membersihkan kameranya. Yasudah aku ambil ethanol dulu"



"biar aku saja"



"baiklah. Cairannya ada di rak paling atas"



Aku benar-benar senang. Gadis yang ku cintai ternyata juga mencintaiku. Aku ingin selalu bersamanya. Melakukan apapun yang terbaik untuknya.



"KYAAAA!!"



"__?!!"

***



(hospital)

“Kenapa bisa begini? Apa yang dia lakukan diruangan itu?”



“dia menawarkan diri untuk mengambil ethanol”



“lalu kenapa cairan itu bisa tersiram ke wajahnya?”



“aku taruh cairan itu di rak paling atas. Sepertinya aku lupa tak menutupnya kembali. Mungkin terlalu tinggi dia meraihnya. Akhirnya jatuh”



“kau bodoh onew. Dia sekarang buta karna kesalahanmu”



Ya. Benar apa yang dikatakan minho. Aku bodoh. Seharusnya aku tak pernah menyetujuinya tuk mengambil cairan itu. Kini apa yang harus aku lakukan. Gadis yang aku cintai tak akan pernah melihatku lagi.



(2hari kemudian)(arena balap motor)

“kenapa tiba-tiba mengajakku balap motor? Beda sekali seperti biasanya. Kenapa bisa kalah dariku?”



“mungkin aku terlalu lelah”



“oia. Kabarnya __ telah memperoleh seorang pendonor”



“syukurlah”



“kau tak menjenguk? Dia selalu bertanya tentangmu”



“minho. Bisa kah kau menjaganya?”



“??”



“ini. Simpan baik-baik”



“kunci? Kenapa kau beri aku kunci motormu? Apa aku harus menjaga motormu?”

***



(studio foto)

“onew dimana kau letakkan kamera yang baru ku beli kamarin. Aku akan membawanya ke rumah sakit. Aku ingin memotret __. Hari ini dia mulai operasi”



“ada di laci”



“kau mau kemana dengan bawa koper gitu?”



“aku mau pergi. Jagalah studio ini baik-baik. Dan aku titip __ padamu. Buat dia selalu tersenyum”



“apa maksudmu?”



“sudahlah. Aku mohon padamu minho”



“tunggu. Jangan-jangan maksud kau memberiku kunci motormu, karna kau tak akan bisa naik motor lagi kan? Jadi pendonor mata itu kau?”



“aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Ku pikir inilah yang tepat untuk mengganti semua kesalahanku. Dengan cara mendonorkan mataku”



“kau gila. Yang terpenting dari seorang photograpaher akan kau buang”



“bukan ku buang. Tapi kuberikan demi orang yang kucintai. Aku mohon minho. Berjanjilah kau akan selalu menjaganya”

***

(hospital)(2miggu kemudian)(Your Pov)

Hari ini perban yang menutupi mataku akan segera dibuka. Orang pertama yang ingin kulihat adalah smile prince. Aku selalu merindukan wajah dan senyumnya. Ya. Aku benar-benar merindukannya.



“selamt__”



Kenapa ini. Kenapa dari semua kerumunan orang-ornag yang ada dikamarku tak ada orang yang aku cari. Kemana dia?



“kau senangkan bisa melihat lagi?”



“minho. Dimana onew?”



Aku bertanya berulang-ulang pada minho. Namun dia hanya menundukkan kepala dan tak mengatakan apapun juga.



“MINHO. DIMANA ONEW!!”

***



Seminggu kemudian aku yang telah lama beristirahat dan kini mulai kembali bekerja lagi sebagai karyawan salon. Aku memeng bisa melihat lagi. Tapi orang yang ingin kulihat tak ada lagi. Dia merelakan harta yang paling berharga untukku. Dia mendonorkan matanya untukku. Bukaanya tambah senang, tapi aku tambah menderita karna dibuatnya. Maafkan aku onew. Ku selalu buat matamu meneteskan airmata.



“__”



Aku tersontak kaget. Kaca yang aku bersihkan memantulkan sososk orang yang kurindu. Segera saja ku berbalik. Namun sepertinya itu hanya imajinasiku saja. Bukan onew yang berdiri dibelakangku dan memanggilku, tapi itu minho. Berdiri dengan senyum lebar diwajahnya.



“kejutan!!”



Minho memberikan majalah yang ada ditangannya padaku. Orang dalam sampul majalah itu adalah aku.



“selamat. Sekarang kau benar-benar akan jadi model. Hari ini aku akan mengantarmu tuk teken kontrak pada redaksi majalah itu. Aio bersiaplah”



Inilah awal dari hidupku yang berubah. Aku akan menjadi seorang model. Aku akan memanfaatkan profesi baruku tuk mencari onew. Aku akan mencarimu. Mencari smile prince ku.mencari pemilik senyum terindah ku. I love you.



***the end***



Hehehe..mian kalo gaje dan sebangsanya. Ffnya kayak’e kurang greget ya. Mav bgd. Soale ini aku buat sambil nyambi-nyambi yg lain. Jd tak karuan deh.hehehe.

Author tunggu BAKSOnya. Gomawo..

No comments: